Wednesday, June 29, 2011

Baitullah (Kabah) Terendam Banjir

Saya menatap untuk kesekian kalinya foto sebuah peristiwa hampir 50 tahun yang lalu. Ka’bah terendam banjir. Sungguh!. Rumah ibadah pertama yang dibangun manusia untuk beribadah tenggelam oleh banjir. Kemudian dibangun kedua kali oleh Nabi Ibrahim. Namun, sesembahan manusia dan seluruh alam beserta isinya ini membiarkan rumah ibadah Ka’bah, yang menjadi pusat peribadatan dunia terkena banjir. Banjir itu diabadikan oleh foto disebelah.


Berkali-kali saya menatap foto itu. Memang, banjir menimpa rumah tua ini bukan yang pertama kali. Abad ke 12, Dinasti Bani Umayah terjadi juga kebanjiran. Bahkan Mesjidil Harampun terbakar.

Ada sesuatu tak terkatakan, ketika menatap rumah peribadatan, yang menjadi Pusat Peribadatan Manusia ini dihikmahkan Allah untuk kebanjiran.

Saya tak mampu memaknainya.

(Pengalaman Hajj 24)

ada permintaan ingin tahu foto dalam kabah, kebetulan ada di site ini :

Foto dalam kabah

Catatan :

Komentar dari Mas Abudaniel :

Berita ini saya dapatkan dalam beberapa buku tarikh Ka’bah, di antaranya karangan Prof. Dr. Aboe Bakar Atjeh dalam bukunya ” Ka’bah dan perjalanannya” yang cetakan pertamanya bertahun 1953. Sedangkan Hajar Aswad dicopot dari tempatnya itu saya cuplik dari Majalah Sabili ( kalau tidak salah yang melarikankan adalah golong Qaramitah, salah satu dari firqah Syi’ah ).
Yang merobohkan Ka’bah, sebelum Al-Hajjaj ibnu Yusuf Aststaqafi (Salah seorang Panglima Perang dari Dynasti Ummayah) adalah Nasim bin Husein seorang Panglima perang dari Yazid bin Muawiyah, khalifah kedua dari Dynasti Ummayah dalam rangka penaklukan Mekkah yang saat itu dikuasai oleh Abdullah inbu Zubair sebagai Rajanya. Begitu juga ketika Al-Hajjaj membombardir Ka’bah dengan manjanik (peluru batu) juga dalam rangka merebut Mekkah dari tangan Abdullah inbu Zubair, yang mengakibatkan Ka’bah babak belur dan Shahabat Nabi yang mulia Abdullah inbu Zuabir terbunuh.
Ka’bah juga pernah dilanda banjir pada zaman khalifah Umar ibnul Khattab yang mengakibatkan Ka’bah rusak parah sebahagian dindingnya (karena Ka’bah pada zman tersebut dibangun dengan bahan batu dan direkat dengan tanah/lumpur bukan semen sebagaimana sekarang), begitu juga pada tahun 1039M Ka’bah pernah juga dilanda banjir yang paling parah dari semua kejadian banjir yang pernah melanda Ka’bah. Kenapa Ka’bah bisa dilanda banjir?. salah satunya adalah, tempat di mana Ka’bah berdiri adalah suatu lembah yang paling rendah di kota Mekkah ditambah pula dengan belum adanya saluran air (drainage) sebagaimana yang dibangun oleh pemerintah Arab dewasa ini, maka tidak heran kalau terjadi hujan yang cukup lebat maka Mekkah akan terendam bajir termasuk Ka’bah yang memang terletak ditengah-tengah kota Mekkah. Apakah Allah salah meletakkan Ka’bah pada lembah yang pasti akan dilanda banjir kalau terjadi hujan?. Na’uzubillahiminzalik. Tidak, Allah sama sekali tidak salah. Kenapa Allah tidak melindungi Ka’bah dari hal-hal demikian, seperti roboh, dilanda bajir dan ahngus terbakar?. Inilah pelajaran yang dapat kita ambil, bahwa semua yang fana akan hancur. Yang namanya makhluk akan tunduk pada sunnatullah yang berlaku kepada makhluk. Tidak ada satupun makhluk yang dapat lari dari sunnatullah, syahdan Ka’bah sekalipun.

Mengenai tentara bergajah yang dibinasakan Allah karena bermaksud menyerang Mekkah dan merobohkan Ka’bah sebagai tersurat dalam Surah Al-Fiil. Ini lain lagi masaalahnya.

Bagaimana diceritakan dalam sebuah riwayat, bahwa ketika tentara Abrahah menyerang Mekkah maka sebanyak 200 ekor onta Abdul Muthalib dirampas oleh pasukan Habsyah ( Ethiopia). Maka Abdul Muthalib mendatangi Abrahah minta dikembalikan ontanya, maka terjadilah dialog :

Kenapa anda hanya peduli dengan onta yang 200 ekor, sementara anda tidak khawatir terhadap Ka’bah yang akan kami robohkan?. Begitulah kira-kira tanya Abrahah kepada Abdul Muthalib. Apa jawab Abdul Muthalib?. Onta adalah milik saya, sementara Ka’bah ada pemiliknya sendiri. Maka terserahlah kepada pemiliknya.

Maka terjadilah peristiwa sebagaimana tersurat dalam Al-Quran surat Al-Fiil.
Mengenai Hajar-Aswad yang dilarikan dari tempatnya, insya Allah akan saya carikan sumbernya dari Sabili (harus dicari satu persatu, karena saya lupa Sabili Edisi ke berapa yang memuat kisah tersebut diantara lebih dari seratus edisi yang saya simpan).

Wassalam,


Penulis : agorsiloku pada Februari 13, 2007 http://agorsiloku.wordpress.com

0 comments:

Post a Comment